ZAT ADITIF MAKANAN
Pewarna makanan sangat berperan agar orang menikmati
berbagai jenis makanan . Pewarna ini dapat menunda kerusakan , meningkatkan
kandungan gizi, mempertahankan tekstur dan konsistensi makanan, serta membantu
mengawetkan makanan.
Dewasa
ini orang lebih sadar akan apa yang ia
makan dan tidak mengherankan bahwa mereka khawatir adanya bahan ekstra dalam
makanannya. Apakah aditif ini dan mengapa ada dalam makanan? Yang lebih penting
lagi, dapatkah bahan ini membahayakan manusia ?
Ada
beberapa kelompok aditif, termasuk pengawet, pewarna makanan, pemberi rasa
alami dan buatan, penambah tekstur, dan suplemen vitamin serta mineral, yang
ditambahkan untuk meningkatkan nilai gizi dari makanan. Semua aditif makanan
ini harus lulus uji kelayakan ilmiah sebelum boleh dipergunakan bahkan aditif yang sudah digunakan bertahun-tahun
akan diperiksa dan dipantau secara berkala.
Selalu
ada beberapa orang yang alergi terhadap beberapa aditif meskipun aditif ini
sudah diuji dan fakta ini mendorong badan berwenang untuk memastikan bahwa
semua aditif dicantumkan dalam kemasan produk. Namun, perlu diingat bahwa
banyak bahan yang ditambahkan dalam makanan yang diproses, beberapa berasal dari
sumber alami, dan beberapa secara kimiawi sangat mirip dengan produk makanan
yang kita makan.
ADITIF
MAKANAN YANG UMUM
Coba
anda Amati tulisan yang tercetak di kaleng, toples, dan kemasan di pasar
swalayan, Anda akan menemukan daftar berbagai aditif makanan. Yang paling umum
adalah :
PENGAWET
.
Asam asetat (cuka)
.
Butylated hydroxyanisole (BHA)
.
Butylated hydroxytoluene (BHT)
.
Kalsium propionate
.
Asam sitrat
.
Vitamin C (asam askorbat)
.
Vitamin E
PEMBERI
RASA
Monosodium
glutamate (MSG)
PENGENTAL,
EMULSIFIER, DAN PEMBERI TEKSTUR
.
Agar
.
Gliserol monostrearat (GMS)
.
Lesitin
.
Pektin
.
Natrium fosfat
.
Getah sayuran
PEMANIS
BUATAN
.
Aspartam
.
Sakarin
Sekarang
kita bahas satu-satu tentang zat-zat di atas
-
PENGAWET
MANFAAT
PENGAWET adalah membuat makanan modern di rak-rak pasar swalayan tersedia
sepanjang tahun karena tanpa adanya pengawet, beberapa jenis makanan sama sekali
tidak mungkin dipasarkan. Pengawet menghentikan kerusakan makanan akibat
pertumbuhan jamur dan bakteri mencegah proses alami dalam makanan yang membuat
rusak, dan mencegah proses oksidasi, seperti terlihat ketika apel yang sudah dikupas menjadi cokelat saat terkena
udara.
Metode
pengawetan tradisional, seperti : mengasap,
mengasinkan, dan perendaman dalam cuka
bekerja dengan cara yang sama seperti pengawet modern, tetapi karena tradisional,
cara ini sering dianggap alami. Pada kenyataannya, garam dan cuka adalah bahan
kimia-natrium klorin dan asam asetat, tetapi kita menerimanya dengan lebih
mudah dibanding pengawet kimia yang asing dengan nama-nama seperti : butylated
hydroxyanisole, kalsium propionate, dan sulfur dioksida.
Pengawet
yang terakhir ini terkait dengan bahan kimia yang umum ditemukan dalam makanan kita.
Pengawet lain seperti vitamin E dan C dikenal sebagai bahan yang menyehatkan.
-
PEWARNA MAKANAN DAN PENAMBAH RASA
Karena
sebagian makanan yang diproses
kehilangan warna aslinya dan tampak tidak menarik serta tidak mengundang
selera, pewarna makanan ditambahkan untuk membuatnya menarik. Banyak pewarna
makanan buatan dan juga beberapa bahan alami (misalnya, klorofil dan karoten) digunakan
untuk ini. Mewarnai makanan untuk membuatnya menarik sering dapat diterima,
tetapi ada risiko penambahan warna memberi kesan bahwa makanan ini mempunyai
nilai gizi yang lebih baik. Pewarna makanan kuning tua yang ditambahkan pada
makanan yang dipanggang misalnya, dapat membuat konsumen menganggap makanan ini
mengandung banyak telur.
Pemberi
rasa, seperti pewarna makanan, digunakan untuk membuat makanan lebih menarik, yaitu
untuk membuat rasanya lebih enak dan banyak pemberi rasa adalah ekstrak alami, seperti
vanila dan lemon. Pemberi rasa buatan antara lain pemanis buatan, seperti
sakarin dan aspartamme, yang digunakan semakin banyak pada soda dan makanan berkalori
rendah.
Monosodium
glutamate (MSG) sendiri hampir tidak ada rasanya. Digunakan untuk menambah rasa
daging dan produk ikan. Akibatnya, sejak ditemukan pada tahun 1908, sudah
digunakan oleh pabrik makanan dan tampaknya tidak menimbulkan efek berbahaya
jika
digunakan
dalam jumlah kecil. Meskipun demikian, baru-baru ini ditemukan adanya beberapa
orang yang tidak dapat menoleransi bahan ini dalam jumlah besar dan mengalami efek
samping, termasuk sakit kepala dan insomnia.
BAHAN
LAIN
Bahan
lain yang dimaksud di sini adalah
Pembentuk tekstur. Bahan ini digunakan
untuk mengubah konsistensi makanan dan tanpa bahan ini, banyak makanan seperti
es krim, tidak mungkin dibuat. Es krim memakai bahan yang disebut gliserol
monostearat (GMS), yang memberi tekstur seperti krem (juga digunakan dalam
minyak salad dan margarin lunak). Bahan ini dipadukan dengan gelatin, karet, dan
alginate (diekstrak dari rumput laut).
Ada
berbagai macam penambah tekstur seperti juga ada aneka ragam makanan. Sebagai
Contoh
: pektin membuat produk jell-O mengental, gelatin membuat kue keju halus dan
getah membuat bir berbusa; semua ini berasal dari produk alami dan sudah
digunakan dalam pembuatan makanan selama berabad-abad.
Banyak
makanan yang dikalengkan mengiklankan bahwa makanan ini ditambah vitamin dan
mineral, tetapi ini tidak ada manfaat, khususnya karena manusia harus mendapat
vitamin dan mineral yang mereka butuhkan dari diet yang seimbang dan sehat
JUMLAH
ADITIF
Setiap
tahun daftar aditif yang digunakan dalam
makanan dan minuman semakin
panjang.
Meskipun demikian, masih belum diketahui efek dari beberapa aditif dalam makanan
dan soda terhadap anak-anak.
Sebaągai
pencegahan, orang tua yang mempunyai anak kecil yang hiperaktif, atau yang
menderita asma atau eksem, sebaiknya memastikan makanan dan minuman si anak
bebas aditif. Orang tua dari anak yang menderita fenilketonuria juga tidak
boleh memberi makanan yang diberi pemanis aspartame. ( Taken from Pustaka
Kesehatan Populer)
Komentar
Posting Komentar